Saham Terbesar Itu Milik Allah – Wejangan Bapak Erwan Barudi Tentang Bisnis yang Berdakwah

“Saham Terbesar Itu Milik Allah – Wejangan Bapak Erwan Barudi Tentang Bisnis yang Berdakwah”

Sore itu suasana forum terasa hangat. Bapak H. Erwan Barudi membuka dengan senyum yang khas dan sapaan penuh rasa syukur. “Alhamdulillah, pertama-tama kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Nikmat yang paling berharga adalah nikmat hidup,” ujarnya lembut.

Beliau mengingatkan, dalam Al-Qur’an, banyak orang yang telah meninggal ingin kembali ke dunia. Bukan untuk bersenang-senang, tapi hanya untuk bersedekah dari rezeki yang dulu mereka miliki. “Sekarang kita masih hidup,” lanjutnya. “Berarti ini kesempatan besar untuk memberi, untuk beramal, untuk berbuat baik.”

Bisnis yang Berlandaskan Syariat dan Dakwah

Dalam ceramah itu, Bapak Erwan bercerita tentang perjalanan panjang membangun PT Ukhuwah Berkah Semesta (PT UBS). Ia mendirikan perusahaan ini bukan semata-mata untuk mencari keuntungan duniawi, melainkan sebagai jalan dakwah dan ladang amal.

“Sebelum mendirikan PT, saya dan beberapa sahabat sudah menentukan visi-misi: bisnis ini harus berlandaskan syariat Islam dan peduli pada dakwah, sosial, dan pendidikan,” tuturnya.

Dan ternyata, komitmen itu bukan sekadar kata-kata.
Bapak Erwan menetapkan dengan tegas bahwa 35% keuntungan bersih perusahaan wajib dikeluarkan untuk kegiatan sosial, pendidikan, dan dakwah.
“Kalau kita dapat satu miliar, maka 350 juta itu milik Allah,” jelasnya.
“Yang sisanya baru dibagi untuk para pemegang saham. Jadi sebenarnya, saham terbesar dari PT UBS itu adalah milik Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

Sedekah yang Hidup di Dalam Sistem

Menariknya, Bapak Erwan tidak hanya bicara konsep, tapi membangun sistem nyata agar sedekah dan kepedulian menjadi bagian dari budaya perusahaan.

Ada program “BPJS ala kita” — sistem gotong royong kesehatan berbasis sedekah dari seluruh karyawan. Ada pula santunan rutin untuk janda-janda di sekitar lingkungan perusahaan. Bahkan biaya listrik, air, dan perbaikan rumah bagi karyawan yang membutuhkan ditanggung oleh perusahaan.

“Kalau ada karyawan yang rumahnya belum berkeramik, belum punya kamar mandi layak, kita bantu. Itu bagian dari tanggung jawab sosial,” ujarnya penuh kepedulian.

Selain itu, anak-anak karyawan yang ingin menuntut ilmu di pesantren juga mendapat beasiswa penuh. “Kalau gajinya pas-pasan, 100% kita tanggung. Karena saya yakin, keberkahan bisnis itu datang dari doa anak-anak yang belajar Al-Qur’an.”

Pesantren Kuliner: Dakwah di Tengah Dapur

Bapak Erwan juga memperkenalkan konsep unik yang ia sebut “Pesantren Kuliner.”
Di setiap restoran Ayam Geprek Sai dan Hajj Chicken, para karyawan dibina tidak hanya soal pelayanan dan kerja keras, tapi juga spiritualitas.

“Cowok itu wajib salat berjamaah,” katanya tegas namun hangat.
“Dan setiap hari harus menyentuh Al-Qur’an. Karena kalau hatinya dekat dengan Al-Qur’an, insyaAllah kerja pun penuh berkah.”

Beliau percaya, memahami Al-Qur’an dimulai dari membacanya dengan baik. Karena itu, setiap bulan diadakan pengajian rutin, baik di kantor pusat maupun di restoran-restoran cabang. “Saya ingin restoran ini bukan hanya tempat mencari nafkah, tapi juga tempat memperbaiki iman,” tambahnya.

Refleksi: Bisnis yang Menyambung ke Akhirat

Menutup ceramahnya, Bapak Erwan mengingatkan dengan nada yang tenang namun menggugah,

“Saya hanya ingin menghabiskan sisa hidup ini untuk dakwah. Karena kalau kita sadar, semua yang kita punya hanyalah titipan. Saham terbesar itu milik Allah.”

Kata-kata itu membuat hadirin terdiam.
Dalam dunia yang sering menilai kesuksesan dari angka dan aset, beliau mengajak kita menakar ulang arti keberhasilan. Bahwa bisnis sejati bukan sekadar menambah kekayaan, tapi menambah amal.
Bukan hanya membangun cabang, tapi membangun keberkahan.

Semoga kita pun bisa mengambil teladan dari beliau — menjadikan setiap langkah kerja sebagai bagian dari ibadah, dan setiap keuntungan sebagai kesempatan untuk berbagi.


✍️ Narasumber: Bapak Erwan Barudi
📰 Editor/Kontributor: Rafi’i – MKT PT UBS

Share